Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam peningkatan potensi dan daya saing sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan, dengan memiliki pendidikan yang berkualitas maka setiap penduduk akan memiliki lebih banyak kesempatan dalam memperbaiki kualitas kehidupannya dari mulai mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, pendapatan lebih layak, hingga kehidupan yang lebih sejahtera. Berikut beberapa indikator kinerja pembangunan daerah pada bidang pendidikan:

1)     Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah merupakan suatu indikator yang menggambarkan rata-rata lama sekolah penduduk di suatu wilayah dalam mengenyam jenjang pendidikan. Di Provinsi Kalimantan Timur, rata-rata lama sekolah penduduk terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya dimana pada tahun terakhir 2021 mencapai 9,84 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa rata-rata penduduk di Provinsi Kalimantan Timur usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas X (SMA Kelas I). Capaian Rata-rata Lama Sekolah Kalimantan Timur di tahun 2021 berada di atas target yang ditetapkan sebesar 9,40 tahun.

Sumber: BPS, Kalimantan Timur, 2021

          Gambar 1     

Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2017-2021 (Tahun)

 

Sama halnya dengan Provinsi Kalimantan Timur, Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota juga selalu mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Pada tahun 2021, tiga kota di Kalimantan Timur mengalami rata-rata lama sekolah tertinggi diatas rata-rata lama sekolah Provinsi, yang dimana Kota Balikpapan memiliki rata-rata lama sekolah tertinggi mencapai 10,91 tahun. Sedangkan Kabupaten Mahakam Ulu memiliki rata-rata lama sekolah paling rendah dibanding kabupaten/kota lainnya dengan capaian 8,18 tahun pada tahun 2021. Angka ini mengindikasikan bahwa rata-rata penduduk di Kabupaten Mahakam Ulu usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas IX (SMP Kelas III). Angka ini masih belum cukup untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun dimana masih perlu waktu yang lama untuk mewujudkannya. Meskipun begitu, capaian ini patut di apresiasi karena terus meningkatkan progress layanan pendidikan bagi masyarakat Kaltim.

          Tabel 1     

Rata-Rata Lama Sekolah Berdasar Kabupaten/Kota

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 – 2021 (tahun)

No

Kab/Kota

2017

2018

2019

2020

2021

1

Paser

8,2

8,22

8,54

8,55

8,79

2

KUBAR

8,06

8,07

8,34

8,47

8,70

3

KUKAR

8,83

8,84

9,10

9,22

9,23

4

KUTIM

9,06

9,08

9,18

9,19

9,43

5

Berau

8,96

8,98

9,25

9,52

9,53

6

PPU

7,95

8,03

8,16

8,28

8,36

7

MAHULU

7,68

7,69

7,89

7,97

8,18

8

Balikpapan

10,55

10,65

10,67

10,68

10,91

9

Samarinda

10,34

10,46

10,47

10,48

10,49

10

Bontang

10,7

10,72

10,73

10,79

10,80

Sumber: BPS Kalimantan Timur, 2021

Capaian Rata-rata Lama Sekolah Kalimantan Timur sebesar 9,84 tahun adalah yang tertinggi di Regional Kalimantan serta lebih tinggi dari Nasional sebesar 8,54 tahun. Disusul Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah masing-masing sebesar 9,11 tahun dan 8,64 tahun.

Sumber: BPS, Kalimantan Timur, 2021

           Gambar 2     

Rata-rata Lama Sekolah Regional Kalimantan dan Indonesia

 

Pola spasial capaian Rata-Rata Lama Sekolah kabupaten/kota tahun 2021 menggambarkan tingkat pencapaian setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Semakin tingginya angka lamanya bersekolah semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk, sehingga indikator ini sangat penting karena dapat menunjukkan kualitas sumber daya manusia.

 

Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah BAPPEDA Provinsi KALTIM, 2021

      Peta 1       

Pola Spasial Capaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 2021

 

2)     Harapan Lama Sekolah

Di tahun 2021, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Kalimantan Timur telah mencapai 13,81 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga SMA atau D1. Hal ini sangat baik karena menjadikan potensi sumber daya manusia pada generasi mendatang menjadi lebih baik. Angka ini menggambarkan makin tingginya perhatian pemerintah provinsi terhadap dunia pendidikan sehingga harapan lama sekolah setiap penduduk dapat mengikuti pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

 

Sumber: BPS Kalimantan Timur, 2021

  Gambar 3     

Harapan Lama Sekolah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2017-2021 (Tahun)

 

Kota Samarinda memiliki capaian harapan lama sekolah paling tinggi dibanding kabupaten/kota lainnya yaitu 15,09 tahun sedangkan Kabupaten Mahakam Ulu mencapai 12,57 tahun pada tahun 2021 merupakan capaian harapan lama sekolah dibanding kabupaten/kota lainnya.

              Tabel 2     

Harapan Lama Sekolah Berdasar Kabupaten/Kota

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 – 2021 (tahun)

No

Kab/Kota

2017

2018

2019

2020

2021

1

Paser

12,98

12,99

13,00

13,10

13,25

2

KUBAR

12,82

12,88

12,89

12,90

13,02

3

KUKAR

13,56

13,57

13,58

13,59

13,60

4

KUTIM

12,48

12,65

12,78

12,89

12,90

5

Berau

13,29

13,3

13,31

13,32

13,33

6

PPU

12,53

12,54

12,55

12,56

12,57

7

MAHULU

12,47

12,48

12,50

12,51

12,61

8

Balikpapan

13,75

14,12

14,13

14,14

14,22

9

Samarinda

14,64

14,66

14,70

14,89

15,09

10

Bontang

12,88

12,89

12,90

13,03

13,17

Sumber: BPS, Kalimantan Timur, 2021

Harapan Lama Sekolah Kalimantan Timur selalu menjadi yang tertinggi di Regional Kalimantan. Namun tren laju pertumbuhan komponen ini (2017-2021) cenderung mengalami perlambatan. Berbeda dengan Provinsi lainnya di Regional Kalimantan yang meski berfluktuasi, namun cenderung meningkat. Laju pertumbuhan tertinggi ditunjukkan oleh Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

 

 

Sumber: BPS, Kalimantan Timur, 2021

           Gambar 4     

Harapan Lama Sekolah Regional Kalimantan dan Indonesia

 

Harapan Lama Sekolah Kalimantan Timur juga lebih tinggi dari Harapan Lama Sekolah Indonesia. Namun sayangnya, rata-rata laju pertumbuhan Harapan Lama Sekolah Indonesia selama lima tahun terakhir lebih tinggi dari laju pertumbuhan Kalimantan Timur. Hal ini berarti pertumbuhan HLS wilayah lain di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan selama 5 tahun terakhir, sedangkan pertumbuhan HLS di Provinsi Kalimantan Timur cenderung melambat.

Pola spasial capaian Harapan Lama Sekolah kabupaten/kota tahun 2020 menggambarkan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Angka HLS menunjukkan peluang anak usia 7 tahun ke atas untuk mengenyam Pendidikan formal pada waktu tertentu.

 

 

 

Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah BAPPEDA Provinsi KALTIM, 2021

            Peta 2           

Pola Spasial Capaian Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 2021

 

 

Kesehatan

Kesehatan merupakan modal dasar bagi manusia untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergerakan perekonomian maupun pembangunan daerah sangat tergantung pada derajat kesehatan suatu masyarakat. Berikut beberapa indikator kinerja pembangunan daerah pada bidang kesehatan :

1)   Umur Harapan Hidup

Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator penyusun Indeks Pembangunan Manusia. Umur Harapan Hidup mengindikasikan peluang bayi yang baru lahir akan mencapai usia harapan hidup sekian tahun.

Di Provinsi Kalimantan Timur, Umur Harapan Hidup mengalami kenaikan di setiap tahunnya dimana pada tahun 2020 mencapai 74,33 tahun dan meningkat kembali pada tahun 2021 menjadi 74,61 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa bayi yang lahir pada tahun 2021 akan memiliki harapan hidup hingga usia 74-75 tahun. Sehingga, angka ini bisa dikatakan memenuhi target yang telah ditetapkan sebesar 74,75 tahun.

Sumber: BPS Kalimantan Timur, 2021

                 Gambar 5             

Umur Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017-2021

 

Sedangkan jika dirinci menurut Kabupaten/Kota, Kota Balikpapan memiliki usia harapan hidup mencapai 74,76 tahun dan Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai usia harapan hidup 71,68 tahun merupakan usia harapan hidup terendah dibanding kabupaten/kota lainnya. Angka ini mengindikasikan bahwa bayi yang lahir di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2021 akan memiliki harapan hidup hingga usia 71 tahun.

         Tabel 3        

Usia Harapan Hidup Berdasar Kabupaten/Kota

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 – 2021 (tahun)

No

Kab/Kota

2017

2018

2019

2020

2021

1

Paser

72,05

72,28

72,52

72,62

72,88

2

KUBAR

72,37

72,57

72,79

72,86

73,10

3

KUKAR

71,68

71,93

72,21

72,34

72,64

4

KUTIM

72,51

72,76

73,03

73,16

73,46

5

Berau

71,44

71,68

71,94

72,06

72,32

6

PPU

70,82

71,05

71,30

71,41

71,68

7

MAHULU

71,25

71,56

71,90

72,10

72,33

8

Balikpapan

73,97

74,18

74,41

74,49

74,76

9

Samarinda

73,71

73,93

74,17

74,27

74,54

10

Bontang

73,72

73,94

74,18

74,28

74,55

   Sumber: BPS Kalimantan Timur, 2021

 

Jika dibandingkan dengan provinsi di Regional Kalimantan, Umur Harapan Hidup Kalimantan Timur masih menjadi yang tertinggi dan masih berada di atas capaian nasional sebesar 71,57 tahun.

 

Sumber: BPS, Kalimantan Timur, 2021

                Gambar 6           

Umur Harapan Hidup Regional Kalimantan dan Indonesia (Tahun)

 

Pola spasial capaian Usia Harapan Hidup kabupaten/kota tahun 2021 menggambarkan rata-rata lama waktu hidup seseorang dalam suatu populasi. Semakin tinggi angka harapan suatu wilayah maupun negara, menandakan semakin baik pula derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat didalamnya.

 

Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah BAPPEDA Provinsi KALTIM, 2021

   Peta 3     

Pola Spasial Capaian Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2021

 

2)   Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting

Kematian Ibu dan Bayi dan Stunting masih tetap menjadi tantangan utama di sektor Kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur. Trend Jumlah Kematian Ibu dari tahun 2017 – 2018 sudah terjadi penurunan, namum pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah kematian ibu. Sedangkan jumlah kematian bayi (0 – 11) bulan sudah mengalami penurunan.

Sumber: DINKES Provinsi KALTIM, 2021

Target 2020 : 27%

              Gambar 7      

Tren Balita Pendek (Stunting) Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2013, 2018-2020

 

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari 34 Provinsi, hanya Provinsi Kalimantan Timur yang Prevalensi stunting pada anak balitanya meningkat, yaitu dari 27,6 persen pada tahun 2017 meningkat menjadi 29,40 persen pada tahun 2018, walaupun hasil Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 turun menjadi 28,10 persen, tapi masih diatas rata-rata nasional (27 persen) dan bila dibandingkan dengan Cut of Point menurut Rekomendasi WHO bahwa stunting tidak bermasalah apabila <20 persen. Rata-rata prevalensi stunting menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2019 masih tinggi yaitu diatas 20 persen, kecuali Kota Balikpapan sudah mencapai 14 persen.

Sumber: DINKES Provinsi KALTIM, 2021

            Gambar 8         

Prevalensi Balita Pendek (Stunting) Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2019 berdasarkan Hasil Survei SSGBI

 

Angka Kematian Ibu dan Stunting merupakan Major Project sedangkan Angka Kematian Bayi dan Wasting merupakan Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024. Sejak tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Timur memiliki 2 lokus yaitu Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Tahun 2020 bertambah 2 lokus yaitu pada Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga menjadi 4 lokus, sementara tahun 2021 bertambah 2 lokus lagi yaitu Kota Balikpapan dan Kota Samarinda dan pada Tahun 2022 seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur menjadi daerah lokus stunting. Hasil Riskesdas tahun 2018 angka stunting di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 29,20 persen sementara Hasil SGGBI tahun 2019 sebesar 28,10 persen dan hasil ePPGBM sebesar 14,70 persen dari 36,62 persen yang diukur. Untuk wasting sendiri hasil Riskesdas 2018 sebesar 7,60 persen dan dari ePPGBM 7,2 persen dari target 9 persen. Hal ini merupakan tantangan bagi Provinsi Kalimantan Timur bagaimana agar semua balita yang ada dalam sasaran untuk dilakukan pengukuran setiap bulan agar terlihat data stunting dan wasting yang sebenarnya. Perlu adanya dukungan dan sinergitas antar Perangkat Daerah terkait dalam rangka Percepatan Penurunan Jumlah Kematian Ibu dan Bayi dan Stunting di Provinsi Kalimantan Timur.